Selasa, 27 November 2012

Contoh Makalah Galenika


BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani yaitu Claudius Galenos (Galen) yang membuat sediaan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sehingga timbulah ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
Jadi Ilmu Galenika adalah : Ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).
Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat sebagai berikut :
1.      Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi simplisia atau bahan obat nabati.
2.      Dari simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat di dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan / preparat.
Tujuan dibuatnya sediaan galenik :
1.        untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.
2.        membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
3.        agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam penyimpanan yang lama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan galenik
1.        Derajat kehalusan
2.        Konsentrasi / kepekatan
3.        Suhu dan lamanya waktu
4.        Bahan penyari dan cara penyari

Bentuk-bentuk sediaan galenik

1.        Hasil Penarikan : Extracta, Tinctura, Decocta / Infusa
2.        Hasil Penyulingan/ pemerasan  : Aqua aromatika, olea velatilia (minyak menguap), olea pinguia (minyak lemak)
3.        Syrup.
B.            Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
  1. Menambah wawasan siswa-siswi mengenai sediaan tingtur.
  2. Mengetahui cara-cara pembuatan tingtur.
  1. C.           Kegunaan Penyusunan Makalah
Kegunaan penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai macam-macam sediaan obat, cara pembuatan, serta penyimpanannya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Tingtur adalah  sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing – masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras.
B.     Cara Pembuatan
1.      Maserasi
2.      Perkolasi
C.    Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
D.    Pembagian Tingtur
1.        Menurut Cara Pembuatan
a.       Tingtur Asli
Adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
Contoh :
Tingtur yang dibuat secara maserasi
  1. Opii Tinctura                                       FI III
  2. Valerianae Tinctura                             FI III
  3. Capsici Tinctura                                  FI II
  4. Myrrhae Tinctura                                FI II
  5. Opii Aromatica Tinctura                     FI III
  6. Polygalae Tinctura                              Ext. FI 1974
  7. Dan lain-lain
Tingtur yang dibuat secara perkolasi, contoh :
  1. Belladonae Tinctura                            FI III
  2. Cinnamomi Tinctura                           FI III
  3. Digitalis Tinctura                                FI III
  4. Lobeliae Tinctura                                FI II
  5. Strychnini Tinctura                             FI II
  6. Ipecacuanhae Tinctura                        Ext. FI 1974
  7. Dan lain-lain

b.      Tingtur Tidak Asli (Palsu)
Adalah tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh :
  1. Iodii Tinctura                                      FI III
  2. Secalis Cornuti Tinctura                      FI III
2.        Menurut Kekerasan (perbandingan bahan dasar dengan cairan penyari)
a.       Tingtur Keras
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 % simplisia yang berkhasiat keras. Contoh :
  1. Belladonae Tinctura                            FI III
  2. Digitalis Tinctura                                FI III
  3. Opii Tinctura                                       FI III
  4. Lobeliae Tinctura                                FI II
  5. Stramonii Tinctura                              FI II
  6. Strychnini Tinctura                             FI II
  7. Ipecacuanhae Tinctura                        Ext. FI 1974
b.      Tingtur Lemah
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh :
1.      Cinnamomi Tinctura                           FI III
2.      Valerianae Tinctura                             FI III
3.      Polygalae Tinctura                              Ext. FI 1974
4.      Myrrhae Tinctura                                FI II
3.        Berdasarkan Cairan Penariknya
a.       Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau campuran aether dengan aethanol. Contoh : Tingtura Valerianae Aetherea.
b.      Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan aethanol. Contoh : Tinctura Rhei Vinosa (Vinum Rhei).
c.       Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh : pada pembuatan Tinctura Acida Aromatica.
d.      Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air, contoh : Tinctura Rhei Aquosa.
e.       Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya campuran simplisia, contoh : Tinctura Chinae Composita.
E.     Contoh Sediaan Tinctura
1.        Tingtur Kina (Chinae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agak kasar (22/60) dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70% hingga memenuhi syarat.
2.        Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (18/34) akar ipeka dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
3.        Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 200 g gambir yang telah diremukkan dengan 50 g kulit kayu manis yang telah dimemarkan dengan 1000 ml etanol 45%, biarkan selama 7 hari, serkai, jernihkan dengan penyaringan.
4.        Tingtur Poligala (Polygalae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian irisan halus herba poligala dengan etanol 60% secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
5.        Tingtur Ratania (Ratanhiae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (6/8) akar ratania dengan etanol 60 % secukupnya hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
6.    Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (8/24) herba Stramonium dengan etanol 70% hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan etanol 70%, hingga memenuhi persyaratan kadar, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan. Pada etiket harus tertera tanggal pembuatan.
7.    Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (24/34) biji strichni yang telah dihilangkan lemaknya dengan eter minyak tanah, yang menggunakan pelarut penyari etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar strichnina, jika perlu dengan etanol 70% secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar.
8.    Tingtur Kemenyan ( Benzoes Tinctura)
Cara pembuatan : Larutkan 20 bagian serbuk (6/8) dalam 100 bagian etanol 90 %, saring.
9.    Tingtur Lobelia (Lobeliae Tinctura)Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk (6/34) herba lobelia dengan etanol 70% secukupnya, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
10. Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (24/34) Mira dengan etanol 90% hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
11. Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tinctura)
Cara pembuatan : 8 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong-potong halus, maserasi dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
12. Tingtur Cabe  (Capsici Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 100 g serbuk (10/24) cabe dengan campuran 9 bagian etanol 95 % dan 1 bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan cepat hingga diperoleh 1000 ml tingtur.
13. Tingtur Beladon (Belladonnae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, atur kadar dengan penambahan etanol encer hingga memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh  disimpan lebih dari 1 tahun sejak tanggal pembuatan
14. Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 20 bagian serbuk (44/60) kulit kayu manis dengan etanol encer hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
15. Tingtur Digitalis ( Digitalis Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk digitalis dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan potensi atur potensi jika perlu encerkan dengan etanol 70 % hingga memenuhi syarat.
16. Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)
Cara pembuatan : Larutkan Iodum 1,8 – 2,2 %, Natriun Iodida 2,1 – 2,6 % dalam etanol encer.
17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)
Cara pembuatan : maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar dan atur hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan etanol 70 % secukupnya.
18. Tingtur Opium wangi (Opii Tinctura Aromatica)
Cara pembuatan : maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis serbuk (22/60), 1 bagian serbuk (22/60) cengkeh dan 12 bagian serbuk opium dengan campuran etanol 90 % dan air volume sama banyak hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
 Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
Cara pembuatan : Campur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan 9 bagian etanol encer.
Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar