Senin, 10 Desember 2012

Emulsiiiiiee 4


2.    Emulgator alam dari hewan

a. Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin  (golongan  protein / asam amino) dan kolesterol yang kesemuanya dapat berfungsi sebagai emulgator. Lecitin merupakan emulgator tipe o/w. Tetapi kemampuan lecitin lebih besar dari kolesterol sehingga secara total kuning telur merupakan emulgator tipe o/w. Zat ini mampu mengemulsikan minyak lemak empat kali beratnya dan minyak  menguap dua kali  beratnya.

b. Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kholesterol , merupakan emulgator tipe  w/o dan banyak dipergunakan untuk pemakaian luar. Penambahan emulgator ini akan menambah kemampuan minyak untuk menyerap air. Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 X beratnya.

Contoh resep emulsi dengan adeps lanae :
                   R/      Adeps lanae            100
                            Ol. Olivarum           400 ml
                            Zinc. Oxyd             100
                            Talc.                        100
                            Sol. Pb. Acet.          28 ml
                            Aq. Calcis               ad 1000 ml

           
3.    Emulgator alam dari tanah mineral.

a. Magnesium Aluminium Silikat/ Veegum
Merupakan senyawa  anorganik  yang terdiri dari garam - garam magnesium dan aluminium. Dengan emulgator ini, emulsi yang terbentuk adalah emulsi tipe o/w. Sedangkan pemakaian yang lazim adalah sebanyak  1 %. Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar.

       b. Bentonit
Tanah liat yang terdiri dari senyawa aluminium silikat yang dapat mengabsorbsikan sejumlah besar air sehingga membentuk massa sepert gel. Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5 %.


·           Emulgator buatan

1.    Sabun.
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit. Dapat dipergunakan sebagai emulgator tipe o/w maupun w/o, tergantung dari valensinya. Bila sabun tersebut bervalensi 1, misalnya sabun kalium, merupakan emulgator tipe o/w, sedangkan sabun dengan valensi 2 , missal sabun kalsium, merupakan emulgator tipe w/o.

2.    Tween 20 : 40 : 60 : 80

3.    Span   20 : 40 : 80

Emulgator dapat dikelompokkan menjadi :
·           Anionik        :    sabun alkali, natrium lauryl sulfat
·           Kationik       :    senyawa ammmonium kuartener
·           Non Ionik     :    tween dan span.
·           Amfoter        :    protein, lesitin.


E.            Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi , secara singkat dapat dijelaskan :

1.        Metode gom kering atau metode kontinental.
Dalam metode ini zat pengemulsi  (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia.

2.   Metode gom basah atau metode Inggris.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi umumnya larut)  agar membentuk suatu mucilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk mem-bentuk emulsi, setelah itu  baru diencerkan dengan sisa air.

3.    Metode botol atau metode botol forbes.
Digunakan untuk minyak menguap dan  zat –zat  yang bersifat minyak  dan mempunyai viskositas rendah (kurang kental). Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air,  tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. 

Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi  biasa digunakan :

1.    Mortir dan stamper

Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.

2.    Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.

    3.     Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk kecil-kecil.

4.    Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.

5.    Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh  derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar