Selasa, 11 Desember 2012

Perhitungan Isotonis (Sambungan Injectiones)

Larutan injeksi dibuat isotonis terutama pada penyuntikan :
1.    Subkutan : jika tidak isotonis dapat menimbulkan rasa sakit, sel-sel sekitar penyuntikan dapat rusak, penyerapan bahan obat tidak dapat lancar.
2.    Intralumbal , jika terjadi perubahan tekanan osmotis pada cairan lumbal, dapat menimbulkan perangsangan pada selaput otak.
3.    Intravenus, terutama pada Infus intravena, dapat menimbulkan haemolisa.

Perhitungan Isotonis
Isotonis adalah  suatu keadaan dimana tekanan osmotis larutan obat yang sama dengan tekanan osmotis cairan tubuh kita. ( darah, air mata )
Hipotonis :      tekanan osmotis  larutan obat < tekanan osmotis cairan tubuh
Hipertonis :  tekanan osmotis larutan obat  > tekanan osmotis cairan tubuh
Cara menghitung tekanan osmose :
              Banyak rumus dipakai, yang pada umumnya berdasarkan pada perhitungan terhadap penurunan titik beku. Penurunan titik beku darah, air mata adala  -0,520 C.
              Larutan NaCl 0,9 % b/v adalah larutan garam fisiologis yang isotonis dengan cairan tubuh.
Beberapa cara menghitung tekanan osmose :
a.    Dengan cara penurunan titik beku air yang disebabkan 1% b/v zat khasiat (PTB)
b.        Dengan cara Equivalensi NaCl
c.    Dengan cara derajat disosiasi
d.    Dengan cara grafik

Cara  PTB  dengan rumus menurut FI.
Suatu larutan dinyatakan isotonik dengan serum atau cairan mata, jika membeku pada suhu  -0,520 C. Untuk memperoleh larutan isotonik dapat ditambahkan NaCl atau zat lain yang cocok yang dapat dihitung dengan rumus :

Rumus-1 :

B  =
0,52 – b1 C
b2
Keterangan :
B
adalah bobot zat tambahan ( NaCl ) dalam satuan gram untuk tiap 100 ml larutan
0,52
adalah titik beku cairan tubuh ( -0,520 )
b1
adalah PTB zat khasiat
C
adalah konsentrasi dalam satuan % b/v  zat khasiat
b2    
adalah PTB zat tambahan ( NaCl )

Tiga jenis keadaan tekanan osmotis larutan obat :
1
Keadaan Isotonis    apabila  nilai B  = 0 ; maka  b1 C = 0,52
2.
Keadaan hipotonis  apabila  nilai B positip ;
maka   b1 C < 0,52
3.
Keadaan hipertonis apabila  nilai B negatip ;
maka   b1 C > 0,52

Contoh soal :
1.    Jika diketahui bahwa penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1 % b/v Asam Borat 0,288 ,  maka kadar asan borat dalam 300 ml larutan asan borat isotonis adalah ...............
a.    1,805 % b/v                          c. 5,410 % b/v
b.    0,402 % b/v                          d. 5,417 % b/v
Jawab :
Misalkan kadar asam borat = X%b/v

B =
0,52 - b1C

b2

Agar isotonis, maka  0 =
0,52 - 0,288 * X

b2
0,288 X  = 0,52       ®     X = 1,805
Jadi kadar Asam Borat = 1,805 % b/v

2.    Jumlah volume larutan glukosa yang isotonis dapat dibuat jika tersedia  50 gram glukosa ( PTB glukosa = 0,1 ), adalah...........
a. 555,6 ml           b. 868,1 ml      c. 892,9 ml      d. 961,5 ml
Jawab :
Misalkan kadar glukosa = X % b/v
Agar isotonis, maka  0 = 0,52 - 0,1 X  ®    X = 0,52/0,1  = 5,2
Jadi untuk tiap 100 cc diperlukan Glukosa sebanyak 5,2 gram. Dengan demikian apabila Glukosa yang tersedia 50 gram, maka volume yang diperoleh sebanyak :


50

x 100 CC   =  99,601 CC
50,2

3.    Bila dicampur 100 ml larutan asam borat 1,8 % b/v dan 100 ml larutan garam dapur 0,9 % b/v dan diketahui penurunan titik beku larutan disebabkan 1 % asam borat = 0,288, Natrium klorida = 0,576 maka akan didapat larutan yang .......
a.       hipotonis                                c. isotonis
b.      hipertonis                               d. sangat hipertonis
Jawab :
C asam borat menjadi = 1,8 gram/200 ml ® 0,9 gram/100 ml  ® 0,9   % b/v   C NaCl     menjadi = 0,9 gram/200 ml ® 0,45 gram/100 ml ® 0,45 % b/v
Jadi   b1 x C + b2 x C 2 = 0,9 x 0,288 + 0,45 x 0,576
= 0,2592 + 0,2592 = 0,5184 =  0,52                   
®  Berarti  b x C = 0,52 atau harga B = 0, maka larutan tersebut isotonik.

 

4 komentar:

  1. Misalkan kadar glukosa = X % b/v
    Agar isotonis, maka 0 = 0,52 - 0,1 X ® X = 0,52/0,1 = 5,2

    itu ketentuan atau apa ya mas???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudny ketentuan gimana, baca baik baik nub

      Hapus
    2. Bantu jawab, itu ketentuan, karena saat isotonis nilai B=0, sehingga rumus dapat disederhanakan menjadi b1.c1 = 0.52

      Hapus
  2. Maaf mau bertanya, untuk soal no.1, volume larutan kan 300mL, kenapa hasil akhir tidak dikali 3? Karena konsentrasi hasil akhirnya masih dalam %b/v (dalam 100 mL)

    BalasHapus