Selasa, 11 Desember 2012

Sambungannya Sterilisasi Bag. 2

1.  Menurut FI.ed.IV Sterilisasi dengan radiasi ion
              Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotop  ( radiasi gamma ) dan radiasi berkas elektron. Pada kedua jenis ini , dosis yang menghasilkan derajat jaminan sterilitas yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan yang disterilkan dapat diterima.
              Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad (Mrad) radiasi yang diserap, tetapi dalam beberapa hal , diinginkan dan dapat diterima penggunaan dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
Untuk mengukur serapan radiasi dapat menggunakan alat Dosimeter kimia.
Cara ini dilakukan jika bahan yang disterilkan tidak tahan terhadap sterilisasi panas dan khawatir tentang keamanan etilen oksida. Keunggulan sterilisasi ini adalah reaktivitas kimia rendah, residu rendah yang dapat diukur serta variabel yang dikendalikan lebih sedikit.

2.  Dengan sinar ultra violet ( u.v )
              Pada gelombang 200 - 2600 A0 dapat membunuh mikroba patogen, spora, virus, jamur, ragi, bekerja efektif jika langsung menyinari bahan yang disterilkan. Digunakan untuk mensterilkan ruangan, udara, obat suntik.
              Pekerja perlu dilindungi dari sinar u.v karena dapat mempengaruhi kulit dan mata. Perlu kaca mata pelindung.

3.  Dengan sinar gamma.
              Digunakan isotop radio aktif, misalnya Cobalt 60.

4.  Dengan sinar X dan sinar Katoda.
              Sinar X dan elektron-elektron dengan intensitas tinggi mempunyai sifat dapat mematikan mikroba.
Yang disterilkan : Penisillin-Na, Streptomycin sulfat, Hidrolisat protein, Hormon pituitarium, insulin, vaksin influensa, vaksin cacar.

Larutan disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah steril, kemudian ditutup kedap menurut teknik aseptik .
Keuntungan cara ini :
1.      Digunakan untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan tetapi larut dalam air.
2.      Dapat dilakukan dengan cepat, terutama untuk pembuatan kecil-kecilan.
3.      Semua mikroba hidup atau mati dapat disaring dari larutan, virus jumlahnya dikurangi.
4.      Penyaring dapat bersifat adsorpsi, sebagian besar virus dapat diadsorpsi

Kerugian cara ini :
1.    Masih diperlukan zat bakterisida.
2.    Hanya dapat digunakan untuk pembawa berair, tidak dapat digunakan untuk pembawa minyak.
3.    Beberapa jenis penyaring dapat mengadsorpsi bahan obat, terutama kalau kadarnya kecil.
4.    Beberapa penyaring sukar dicuci : porselin, Keiselguhr.
5.    Beberapa penyaring bersifat alkalis (Seitz filter) dan penyaring dari asbes melepaskan asbes ke dalam larutan.
6.    Filtrat yang diperoleh belum bebas dari virus.

Cara-cara menyaring :
Ada 2 cara untuk menyaring , yaitu :
1.  Dengan tekanan positip : larutan dalam penyaring ditekan dengan tekanan yang lebih besar dari udara luar.
2.  Dengan tekanan negatip : larutan dalam penyaring diisap (penampung di vakumkan).
     Udara yang dipakai untuk itu harus udara bersih, biasanya digunakan gas nitrogen (N2) yang dialirkan melalui kapas berlemak dalam tabung gelas atau platina yang dipanaskan.

Pembersihan penyaring bakteri :
1.  Dengan menyedot air bersih berlawanan dengan cara penyaringan atau larutan HCl panas lalu dibilas.
2.  Memasak dalam larutan Na-karbonat  2 % lalu dibilas (protein akan hancur , karena  pH 8,5)
3.  Penyaring bakteri disterilkan dengan cara pemanasan kering, pemijaran, otoklaf atau secara kimiawi..

              Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat memperkecil kemungkinan terjadi cemaran/ kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal mungkin.
              Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan dengan cara pemanasan atau dengan cara penyaringan.
Caranya :
Bahan obat     :    memenuhi syarat  p.i , tidak disterilkan.
Zat pembawa :    disterilkan tersendiri dahulu.
Zat pembantu      : disterilkan tersendiri.
Alat-alat          :    disterilkan dengan cara yang cocok.
Ruang kerja    :    bersih, bebas debu, dan angin, disterilkan dengan sinar u.v atau cara lain yang sesuai.

Kemudian bahan obat, zat pembawa, zat pembantu disimpan secara aseptic dalam ruang aseptic hingga terbentuk obat / larutan injeksi dan dimasukkan ke dalam wadah secara aseptic.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar