E. Bahan Dasar Suppositoria
Bahan dasar : ol. cacao (lemak coklat), gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran PEG berbagai bobot molekul dan ester asam lemak PEG. Bahan dasar lain dapat digunakan seperti surfaktan nonionik misalnya ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak, tapi akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
2. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
3. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
4. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan obat.
5. Kadar air cukup
6. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus jelas.
Penggolongan bahan dasar Suppositoria.
1. Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak coklat)
2. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin, polietilenglikol (PEG)
3. Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M.misalnya campuran Tween 61 85 % dengan gliserin laurat 15 %
Suppositoria dengan bahan dasar Lemak coklat ( Ol. Cacao )
- merupakan trigliserida dari asam oleat, asam stearat, asam palmitat, warna putih kekuningan, padat, berbau seperti coklat, meleleh pada suhu 31o - 34 o.
- karena mudah tengik, sebaiknya harus disimpan dalam wadah / tempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya.
- Ol. Cacao dapat menunjukkan polimorfisme dari bentuk kristalnya karena pemanasan tinggi. Diatas titik leburnya, Ol.Cacao akan meleleh sempurna seperti minyak dan akan kehilangan inti kristal stabil yang berguna untuk membentuk kristalnya kembali.
Bentuk-bentuk kristal Ol.Cacao tersebut adalah :
§ bentuk a (alfa) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi didinginkan dengan segera pada 0o dan bentuk ini titik leburnya 24o (literatur lain 22 o).
§ bentuk b ( beta ) : terjadi bila lelehan Ol.Cacao tadi diaduk-aduk pada suhu 18 o -23 o dan bentuk ini mempunyai titik lebur 28 o - 31o
§ bentuk b stabil (beta stabil) : terjadi dari perubahan perlahan-lahan bentuk disertai kontraksi volume dan bentuk ini mempunyai titik lebur 34 o -35 o ( literatur lain 34,5 o)
§ bentuk g (gamma) : terjadi dari pendinginan lelehan Ol.Cacao yang sudah dingin (20o) dan bentuk ini mempunyai titik lebur 18 o
Menghindari bentuk- bentuk kristal yang tidak stabil di atas dengan cara :
Ø Ol.Cacao tidak dilelehkan seluruhnya, cukup 2/3 saja yang dilelehkan.
Ø Penambahan sejumlah kecil bentuk kristal stabil ke dalam lelehan Ol.Cacao, untuk mempercepat perubahan bentuk tidak stabil menjadi bentuk stabil
Ø Pembekuan lelehan selama beberapa jam / hari
- Lemak coklat merupakan trigliserida, berwarna kekuningan, bau yang khas dan bersifat polimorfisme ( mempunyai banyak bentuk kristal ). Jika dipanasi sekitar 300 C mulai mencair dan biasanya meleleh sekitar 340 - 350 C, tetapi suhu dibawah 300 C merupakan masa semi-padat. Jika pemanasannya tinggi, lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak dan akan kehilangan semua inti kristal yang stabil yang berguna untuk memadat. Bila didinginkan di bawah suhu 150 C, akan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil. Agar mendapatkan Suppositoria yang stabil, maka pemanasan lemak coklat sebaiknya dilakukan sampai cukup meleleh saja sampai dapat dituang, sehingga tetap mengandung inti kristal dari bentuk stabil.
- Untuk meninggikan titik lebur lemak coklat digunakan tambahan Cera atau Cetasium ( Spermaseti ). Penambahan Cera flava tidak boleh lebih dari 6 % sebab akan memperoleh campuran yang mempunyai titik lebur di atas 370 C dan tidak boleh kurang dari 4 % karena akan memperoleh titik lebur di bawah titik leburnya ( < 330 C ). Jika bahan obatnya merupakan larutan dalam air, perlu diperhatikan bahwa lemak coklat hanya sedikit menyerap air, maka dengan penambahan Cera flava dapat juga menaikkan daya serap lemak coklat terhadap air.
- Untuk menurunkan titik lebur lemak coklat dapat digunakan tambahan sedikit Kloralhidrat atau fenol, minyak atsiri.
- Lemak coklat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, oleh karena itu dapat menghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati.
- Lemak coklat jarang dipakai untuk sediaan vagina karena meninggalkan residu yang tidak dapat diserap, sedangkan gelatin tergliserinasi jarang dipakai untuk rektal karena disolusinya lambat.
- Supositoria dengan bahan dasar lemak coklat, dapat dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang dihaluskan ke dalam minyak lemak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk yang sesuai atau dibuat dengan cara meleburkan minyak lemak dengan obat kemudian dibiarkan sampai dingin di dalam cetakan. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, pada suhu dibawah 300 C.
Pemakaian air sebagai pelarut obat dengan bahan dasar Ol.Cacao sebaiknya dihindari karena :
§ Menyebabkan reaksi antara obat-obat dalam Suppositoria.
§ Mempercepat tengiknya Ol.Cacao
§ Bila airnya menguap, obat tersebut akan mengkristal kembali dan dapat keluar dari Suppositoria.
§ Meleleh pada udara yang panas
§ Dapat menjadi tengik pada penyimpanan yang lama
§ Titik leburnya dapat turun atau naik bila ditambahkan bahan tertentu
§ Adanya sifat Polimorfisme
§ Sering bocor (keluar dari rektum karena mencair) selama pemakaian
§ Tidak dapat bercampur dengan sekresi.
Karena ada beberapa keburukan Ol.Cacao tersebut, maka dicari pengganti Ol.Cacao sebagai bahan dasar Suppositoria yaitu :
1. Campuran asam oleat dengan asam stearat dalam perbandingan yang dapat diatur.
2. Campuran cetilalkohol dengan Ol.Amygdalarum dalam perbandingan = 17 : 83
3. Ol.Cacao sintetis : Coa buta , Supositol
Suppositoria dengan bahan dasar PEG (Polietilenglikol)
- mempunyai titik lebur 350 - 630
- tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairan sekresi tubuh
- Formula yang dipakai :
§ bahan dasar tidak berair : PEG 4000 4 % ( 25 % ) dan PEG 1000 96 % ( 75 % )
§ bahan dasar berair : PEG 1540 30 %, PEG 6000 50 % dan Aqua + Obat 20 %
Keuntungan :
§ tidak mengiritasi / merangsang
§ dapat disimpan diluar lemari es
§ tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibanding Ol.Cacao.
§ tetap kontak dengan lapisan mokosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh
Kerugian :
§ menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa yang menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan Suppositoria ke dalam air sebelum digunakan. Pada etiket Supositoria ini harus tertera petunjuk " Basahi dengan air sebelum digunakan ".
§ dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.
- PEG merupakan polimerisasi etilenglikol dengan berat molekul antara 300 - 6000 Dalam perdagangan terdapat : PEG 400 (Carbowax 400), PEG 1000 (carbowax 1000), PEG 1500 (carbowax 1500), PEG 4000 (carbowax 4000), PEG 6000 (carbowax 6000). PEG di bawah 1000 berbentuk cair, sedangkan di atas 1000 berbentuk padat lunak seperti malam.
- PEG sesuai untuk obat antiseptik. Jika diharapkan bekerja secara sistemik , lebih baik menggunakan bentuk ionik dari pada nonionik agar diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum. Meskipun bentuk nonionik dapat dilepaskan dari bahan dasar yang dapat bercampur dengan air seperti gelatin tergliserinasi atau PEG, tetapi cenderung sangat lambat larut sehingga dapat menghambat pengelepasan obat.
- Pembuatan Suppositoria dengan PEG dilakukan dengan melelehkan bahan dasar lalu dituangkan ke dalam cetakan seperti pembuatan Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat.
Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin
- Dapat digunakan sebagai bahan dasar Vaginal Suppositoria.
- Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut dalam sekresi tubuh
- Perlu penambahan pengawet ( Nipagin ) karena bahan dasar ini merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri.
- Penyimpanan harus ditempat yang dingin
- Bahan dasar ini dapat juga digunakan untuk pembuatan Urethra Suppositoria dengan formula : gelatin 20, gliserin 60 dan aqua yang mengandung obat 20
Kebaikan :
§ dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan Ol.Cacao.
Keburukan :
§ cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang hygroskopis yang dapat menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk melindunginya dari udara lembab supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya.
- Dalam farmakope Belanda terdapat formula Suppositoria dengan bahan dasar Gelatin. yaitu : panasi 2 bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian Gliserin sampai diperoleh massa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh 11 bagian. Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dalam cetakan hingga diperoleh Suppositoria dengan berat 4 gram. Obat yang ditambahkan dilarutkan atau digerus dengan sedikit air atau Gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada massa yang sudah dingin.
- Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air, beberapa diantaranya membentuk emulsi tipe A//M
Formulasinya : Tween 61 85 % dan Gliserin laurat 15 %
Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat Suppositoria 2,5 g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar