Selasa, 11 Desember 2012

`~Farmakognosi : Budidaya Tanaman Obat~`

         Budidaya Tanaman Obat
              Berdasarkan kenyataan hingga sekarang sumber simplisia  nabati sebagian masih diperoleh dengan menebang atau memungut langsung  dari  tempat tumbuh alami. Sedangkan pembudidayaan tanaman  obat  masih terbatas   pada jenis-jenis tertentu.     
              Penambangan  simplisia  tanpa  pertimbangan  atau   pengelolaan yang   baik   demi  kesetimbangan  alam,  akan  dapat  mengakibatkan kelangkaan. Bahkan  sering terjadi, dengan pengenalan teknologi baru atau pengabaian lingkungan  tumbuh,  dapat  menimbulkan  dampak (akibat)  yang  merugikan  bagi  kelestarian   suatu  species. Adanya tindakan pembudidayaan, merupakan  suatu tindakan  pengadaan  atau  penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur yang  sekaligus dapat  merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat pula merupakan usaha utama atau  sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
               Dipekarangan  pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga)  berarti  pendayagunaan lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika  maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi.  Hal ini umumnya karena kurang intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh yang erat hubungannya  dengan tingginya hasil dan kualitas.
              Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan, iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.

Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
         1. Pengelolaan tanah
            Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga  dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman.  Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.  
                          Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya,  saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki  oleh tanaman.  Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
                                    Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain :
a.
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi  (tuber) umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam                      (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan  baik.

b.
Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman.Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata), Kola (Cola nitida).

c.
Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal  dalam penanaman Sereh  (Cymbopogon nardus ).

d.
Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal                         pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti                           Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha  piperita),  Timi           (Thymus  vulgaris)

e.
Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,  terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air .Seperti     Cabe ( Capsicum annuum ).



2.     Penanaman
               Dalam penanaman dikenal  dua cara utama yaitu  penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan.  Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil  sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
               Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan  (menghemat) waktu  musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
               Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman  obat antara lain :
a.
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b.
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol  (Mentha piperita).
d.
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus  (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan   tanah.


          3.  Pemeliharaan tanaman
                          Beberapa  faktor  penghambat  produksi,  misalnya  gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas  tertentu.   Demikian pula  faktor  penghambat  lingkungan  fisik  dan  kimia ,  seperti kekurangan air,  tingginya  suhu,  kesuburan  tanah,  hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya  pemupukan nitrogen pada kandungan  alkaloida  pada  tanaman  tembakau  (  Nicotiana tobacum) . Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
         Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a.
Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan  pada sore hari dan diberi naungan sementara.
b.
Penyiangan  yang  intensif  guna  menekan  populasi  gulma disamping  dapat  mengurangi kesempatan tumbuh tanaman  usaha  juga  dapat  mengganggu  kebersihan hasil  pada saat  panen ( misal pada tanaman   Mentha arvensis)
c.
Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat  tanah tempat tumbuh.
d.
Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e.
Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga   kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian   mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe ( Zingiber officinale) pemberian  mulsa   jerami  dapat  menaikkan  hasil  sebesar 35 % .
f.
Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif  ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan  bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan pemangkasan bunga.
g.
Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga  dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan   alkaloida dalam akar bertambah.  Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h.
Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida  dalam   akar Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).


4.   Pemungutan hasil  ( panen)
      Penentuan saat panen suatu tanaman  obat hendaknya selalu diingat  akan  kwantitas  dan  kwalitas  simplisia.  Hal  ini mengingat jumlah zat  berkhasiat dalam tanaman tidak selalu  konstan sepanjang  tahun  atau  selama  tanaman  siklus   hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Misalnya  tanaman  Kelembak ( Rheum   officinale) tidak mengandung derivat antrakinon dalam musim   dingin,  melainkan  antranol,  yang  dirubah    menjadi  antrakinon pada musim panas.  Umur   tanaman  juga  umumnya   merupakan faktor  penting  dalam  akumulasi  bahan  yang  diinginkan.
         Beberapa penentuan (pedoman) saat panen :
a.
Bagi tanaman Empon-empon (familia  Zingiberaceae), panen dilakukan umumya pada saat bagian tanaman diatas  tanah menua atau kuning yang biasanya terjadi pada musim  kering,dan jika yang diambil akarnya . Misalnya   temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
b.
Daun dipungut sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu sebelum pembentukan buah. Misal tanaman Saga (Abrus praecatorius) .
c.
Bunga dipetik selagi masih kuncup (sebelum berkembang) misal pada cengkeh      (Eugenia caryophyllata).

d.
Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas (Anethum graveolens) dipetik setelah masak  benar.
e.
Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f.
Kulit diambil sewaktu bertunas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar