Selasa, 11 Desember 2012

Sediaan Galenika Bag. III


C.      Cairan - Cairan Penarik

Menentukan cairan penarik apa yang akan digunakan harus diperhitungkan betul-betul dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain :
1.      Kelarutan zat-zat dalam menstrum
2.      Tidak menyebabkan nantinya zat-zat berkhasiat tersebut rusak atau akibat-akibat yang tidak dikehendaki (perubahan warna, pengendapan, hidrolisa)
3.      Harga yang murah
4.      Jenis preparat yang akan dibuat

Macam – macam cairan penyari :


1.       Air
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.
Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hidrat, garam glauber dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik dimana zat-zat tersebut meripakan makanan  yang baik untuk jamur atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangkan simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada perkolasi.
2.       Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian dan menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri.    Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum) lebih baik dari pada air sendiri.

3.       Gycerinum (Gliserin)
          Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung  zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak-ekstrak kering.

4.       Eter
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.

5.       Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan, sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya  strychni, secale cornutum.

6.       Acetonum
          Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar. Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI)
7.       Chloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.


D.      Cara – Cara Penarikan

 1.   Maserasi
Adalah cara penarikan sari dari  simplisia dengan cara merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.

2.    Digerasi
Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35o – 45o. Cara ini sekarang sudah jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar