Senin, 10 Desember 2012

Konsep Kefarmasian III


F.      Dosis

Pengertian Dosis
          Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan dosis adalah dosis maksimum, yaitu dosis maksimum dewasa untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutis dan rektal. Selain dosis maksimal juga dikenal dosis lazim, dalam Farmakope edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa juga untuk bayi dan anak. Umumnya merupakan petunjuk dan tidak mengikat.
          Definisi dosis (takaran)  suatu obat ialah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar.  Ketentuan Umum FI edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :
1).   Dosis Maksimal  ( maximum), berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.

2).   Dosis Lazim (Usual Doses), merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan).


Macam – Macam Dosis
Ditinjau dari dosis (takaran) yang dipakai, maka dapat dibagi sebagai berikut :

1).
Dosis  terapi
adalah dosis (takaran) yang diberikan dalam keadaan biasa  dan dapat menyembuhkan si sakit.

2).
Dosis maksimum
adalah dosis (takaran) yang terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan  sehari tanpa membahayakan.

3).
L.D.50
adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada                                          50% hewan percobaan.

4).
L.D.100 
adalah dosis (takaran) yang menyebabkan kematian pada 100 % hewan percobaan





          Daftar  dosis  maksimal  menurut  FI digunakan untuk orang dewasa berumur  20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis dewasa.



Perbandingan dosis orang usia lanjut  terhadap dosis  dewasa :

Umur
Dosis
60-70 tahun
4/5 x  dosis dewasa
70-80 tahun
¾   x  dosis dewasa
80-90 tahun
2/3  x  dosis dewasa
90 tahun keatas
½    x  dosis dewasa

Dosis untuk wanita hamil
          Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat  yang dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena obat dapat diserap  oleh bayi melalui ASI. Untuk anak dibawah 20 tahun mempunyai perhitungan khusus.

Dosis untuk anak dan bayi
          Respon tubuh anak dan bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Dalam memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena harus diperhitungkan beberapa faktor, antara lain umur, berat badan, jenis kelamin, sifat penyakit, daya serap obat, ekskresi obat. Faktor lain kondisi pasien, kasus penyakit, jenis obatnya juga faktor toleransi, habituasi, adiksi dan sensitip.
          Aturan pokok untuk memperhitungkan  dosis untuk anak tidak ada, karena itu beberapa tokoh mencoba untuk membuat perhitungan berdasarkan umur, bobot badan dan luas permukaan (body surface ) . Sebagai patokan dapat kita ambil salah satu cara sebagai berkut :


Menghitung Dosis Maksimum Untuk Anak

          (1)       Berdasarkan Umur.

-      Rumus YOUNG       :    x   dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur dari anak  8 tahun kebawah.
                                                                                                                                                                                              
-      Rumus DILLING     :       x  dosis maksimal dewasa, dimana n adalah umur dari anak  8 tahun kebawah.

           
 -     Rumus FRIED           :        x  dosis maksimal dewasa, n adalah umur bayi dalam bulan



          (2)     Berdasarkan Berat Badan (BB)

                   -      Rumus CLARK (Amerika)  : 

Berat badan anak dalam kg   x  dosis maksimal dewasa
                      150

                          atau
Berat Badan Anak dalam pound x  dosis maksimal dewasa                              68



       -      Rumus Thermich ( Jerman ) :
Berat Badan Anak dalam kg x  dosis maksimal dewasa                                70


Ada 3 macam bahan yang mempunyai DM untuk obat luar yaitu :
Naphthol, guaiacol, kreosot 
untuk kulit
Sublimat
untuk mata
Iodoform
untuk obat pompa



Dosis maksimum gabungan
          Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak lampau bila : pemakaian 1 kali zat A +  pemakaian 1 kali zat B, hasilnya kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1 harinya.
          Contoh obat yang memiliki DM  gabungan : Atropin Sulfas dengan Extractum Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain


Dosis dengan pemakaian berdasar jam, contohnya s.o.t.h. (setiap tiga jam)

          (1)     Menurut FI edisi II untuk pemakaian sehari dihitung :

                    X  =     X  = 8 kali minum dalam sehari semalam
           

(2)          Menurut Van Duin :

 + 1  X  =   + 1  =  6 kali minum obat untuk sehari semalam, kecuali untuk antibiotika dan sulfonamida dihitung 24 jam (seperti rumus dari FI. II)

         
Dosis untuk larutan mengandung sirup jumlah besar
          Harus diperhatikan didalam obat minum yang mengandung sirup dalam jumlah besar yaitu lebih dari 16,67 % atau lebih dari 1/6 bagian, BJ larutan akan berubah  dari 1 menjadi 1,3, sehingga berat larutan tidak akan sama dengan volume larutan.


Pengenalan Pertimbangan Dosis  
          Selain dosis maksimal kita juga mengenal dosis lazim yaitu dosis suatu obat yang dapat diharapkan menimbulkan  efek pada pengobatan orang dewasa yang sesuai  dengan gejalanya. Rentangan dosis lazim suatu obat menunjukkan kisaran kuantitatif  atau jumlah obat yang dapat  ditentukan  dalam  pengobatan  biasa .  Pemakaian   diluar  dosis  lazim  (kurang atau lebih) menyebabkan suatu permasalahan . Misalnya kuman  menjadi kebal atau penyakit tidak sembuh.
          Dalam Farmakope Indonesia edisi III  dicantumkan dosis lazim untuk orang dewasa dan dosis lazim untuk bayi dan anak-anak  Selain dinyatakan dalam umur, dosis lazim juga bisa dihitung berdasarkan berat badan pasien mengingat beberapa pasien ada yang tidak sesuai antara umur dan berat badannya.
          Untuk obat-obat tertentu, dosis  awal atau pemakaian pertama kadang jumlahnya besar, hal tersebut mungkin dibutuhkan untuk tercapainya konsentrasi obat  yang diinginkan dalam darah atau jaringan, kemudian dilanjutkan dengan dosis perawatan. Dosis lazim memberi kita sejumlah obat  yang  cukup tapi tidak berlebih  untuk menghasilkan suatu efek terapi.
Obat-obat paten yang dijual  di apotik pada umumnya  sudah tersedia dalam dosis lazimnya, sehingga memudahkan tenaga kesehatan (dokter/farmasis) untuk menentukan besarnya dosis lazim untuk orang dewasa maupun anak. Contohnya CTM tablet (4 mg/tablet), Dexamethason tablet (            0,5 mg/tablet), Prednison tablet (5 mg/tablet), Ampisillin kapsul              (250 mg/kapsul atau 500 mg/kapsul), Ampisillin sirup (125 mg/cth) dan lain – lain.
          Mengapa kita perlu mempertimbangkan dosis obat, bila dosis maximalnya tidak lampau ?
Hal tersebut perlu dipertimbangkan karena beberapa macam obat  DM nya tidak lampau tetapi dianggap tidak lazim. Misalnya   dosis maximal  CTM 40 mg per hari, sedangkan dosis lazimnya 6-16 mg /hari. Bila pasien minum CTM tablet  3 kali sehari 2 tablet, dosis maksimalnya belum dilampaui, tetapi dianggap tidak lazim karena efek terapi sudah dapat dicapai cukup dengan pemberian 3 kali sehari 1 tablet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar