Selasa, 11 Desember 2012

Sediaan Galenika Bag. VII


F.      Ekstrak (Extracta)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
Cairan penyari yang dipakai  adalah air, eter dan campuran etanol dan air

Cara Pembuatan

Penyarian :
·           Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.
·           Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi.
·           Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.

1.   Maserasi
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur, suling atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak leih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki.

2.    Perkolasi
·      Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tinctura. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki
·      Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bagian campur dengan perkolat pertama.
·      Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas.
·      Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera pada suhu kurang lebih 90 0C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada takanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang digunakan.
·      Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsentrasi yang dikehendaki.
·      Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
·      Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau diupkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki.

Contoh – Contoh Ekstrak
1.        Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan : perkolasi 100 bagian serbuk belladon (85/100) dengan campuran etanol encer dan larutan dalam air asam asetat 2% v/v volume sama sehingga alkaloida tersari sempurna yang diperiksa dengan cara sebagai berikut :
Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter, 5 tetes amonia encer dan 2 ml perkolat. Uapkan 2 ml lapisan eter, larutkan sisa dalam 1 tetes H2SO4 encer, kemudian tambahkan 5 tetes air dan 1 tetes larutan kalium tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan. Suling etanol dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam. Tambahkan talk, saring, cuci sisa dengan 100 bagian air. Uapkan filtrat menurut cara yang tertera pada extracta hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.
Penyimpanan : Ekstrak belladon dapat disimpan dalam persediaan dalam bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai berikut :
Gerus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa, keringkan pada suhu tidak lebih dari 30 0C, tambahkan sejumlah pati beras atau laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat pengering.

2.        Ekstrak Hiosiami (Hyosyami Extractum)
Cara pembuatan : sama dengan cara pembuatan Belladonae   Extractum yang dibuat dari serbuk hiosiamin
Ekstrak hiosiami kental disimpan dalam persediaan dalam bentuk serbuk yang dibuat sebagai berikut :
Gerus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati atau laktosa keringkan pada suhu tidak lebih dari 80 0C, tambahkan sejumlah pati atau laktosa kering hingga tapat 3 bagian. Simpan dalam wadah berisi zat pengering.

3.        Ekstrak Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Extractum)
Cara pembuatan : penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian diuapkan hingga kering.

4.        Ekstrak Timi (Thymi Extractum)
Cara pembuatan :
·      campurkan 500 bagian serbuk (85/100) herba timi dengan campuran 125 bagian air, 50 bagian gliserol dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1 bagian etanol (90%) dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 bagian cairan, simpan cairan ini sebagai perkolat I
·      lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di atas, sehingga diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan sebagai susulan I. Larutkan 30 bagian gliserol dalam 130 bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan larutan ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam sebuah perkolator, perkolasi dengan sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-mula keluar yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi selanjutnya dinyatakan sebagai susulan II.
·      Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II yang mula-mula keluar, campurkan larutan ini dengan 175 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran selam 24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan sisa susulan II q.s. hingga diperoleh campuran 500 bagian campuran yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi III. Campur hasil perkolasi I, II     dan III.

5.        Ekstrak Strichi (Strychni Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk biji strichni (24/34) yang telah dihilangkan lemaknya dengan eter minyak tanah, dengan penyari etanol 70% v/v sampai sisa penguapan dari 2 tetes perkolat terakhir dengan penambahan 2 tetes asam nitrat tidak berwarna merah. Uapkan perkolat menurut cara yang tertera pada ekstrakta hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar strichnina dan jika perlu tambahkan laktosa hingga memenuhi persyaratan kadar.

6.        Ekstrak Pulepandak (Rouwolfiae Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1800 bagian serbuk (8/24) akar pule pandak dengan etanol 90% v/v hingga alkaloida tersari sempurna, suling etanol pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 70 0C hingga diperoleh ekstrak lembek. Tambahkan 50 bagian pati kering, lanjutkan penguapan hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar elkaloidanya hingga memenuhi syarat kadar. Ayak melalui pengayak no 12.

7.        Ekstrak Kelembak (Rhei Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi serbuk (8/24) kelembak dengan campuran yang terdiri dari etanol 90% dan air volume sama, hingga perkolat terakhir hampir tidak berwarna, uapkan perkolat hingga diperoleh ekstrak kering.

8.        Ekstrak Stramonium (Stramonium Extractum)
Cara pembuatan : perkolasi 1000 g serbuk (8/24) herba stramonium dengan etanol 45%. Pisahkan 850 ml perkolat pertama, teruskan perkolasi hingga penyarian sempurna. Suling etanol dari perkolat sisa hingga menjadi ekstrak kental, larutkan ekstrak dalam perkolat pertama. Tetapkan kadar alkaloidanya, jika perlu tambahkan etanol 45% q.s. hingga memenuhi persyaratan kadar. Biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, jika perlu saring.

9.        Ekstrak Frangulae (frangulae extractum)
Cara pembuatan : pada 100 bagian serbuk (33/36) kulit frangula, tuangkan air mendidih, biarkan selama 12 jam, peras. Pada sisa tambahkan 300 bagian air mendidih, biarkan selama 6 jam, peras lagi. Kumpulkan sari, biarkan mengendap, serkai, uapkan serkaian hingga diperoleh ekstrak kering.

10.    Ekstrak Jadam (Aloes Extractum)
Cara pembuatan : tuangi 100 bagian jadam dengan 500 bagian air mendidih, tuangkan campuran sambil diaduk ke dalam 500 bagian air, biarkan di tempat sejuk selam 24 jam, serkai, uapkan serkaian hingga kering.

11.    Ekstrak Kecambah (Malti Extractum)
Cara pembuatan : panaskan campuran kecambah yang telah dimemarkan dengan air panas 3 kali bobot kecambah selama 3 jam. Biarkan mengenap, pisahkan cairan, sari sisa dengan air panas. Campuran sari dipanaskan pada suhu kurang lebih      90 0C selama 1 jam, kemudian aupkan hingga diperoleh massa kental.

12.    Ekstrak Hati (Hepatis Extractum)
Cara pembuatan : giling hati sapi segar dengan penggiling daging yang berlubang 3 mm, maserasi 1000 bagian dengan campuran 1500 bagian volume air dan 2 bagian volume HCl 4 N selama 12 jam, sambil berulang-ulang diaduk. Hangatkan hingga suhu 80 0C serkai dan peras. Uapkan serkaian di atas penangas air hingga 100 bagian, dinginkan,campur dengan 150 bagian volume etanol, kocok selama 10 menit,saring. Suling etanol, uapkan sisa hingga 30 bagian volume, kocok dengan 300 bagian volume etanol selama 10 menit, biarkan selama 12 jam. Tuangkan etanol, larutkan sisa dalam air secukupnya hingga 135 bagian volume, tambahkan 15 bagian volume tingtur kayu manis.

13.    Ekstrak Kina (Cinchonae Extractum)
Cara pembuatan : maserasi 100 bagian serbuk (34/40) kulit kina dengan 50 bagian campuran 35 bagian HCl encer p, 20 bagian gliserol p, 45 bagian air selama 24 jam, pindahkan ke dalam perkolator. Perkolasi mula-mula dengan 50 bagian sisa campuran di atas yang diencerkan dengan 450 bagian air, kemudian dengan air secukupnya hingga 2 tetes perkolat terakhir jika di tambah 8 tetes larutan Na2CO3 p tidak keruh. Uapkan segera perkolat hingga diperoleh 90 bagian, dinginkan, tambahkan 100 bagian etanol. Ekstrak ini berkadar 6 – 8 % alkaloida.

14.    Ekstrak Kola (Colae Extractum)
Cara pembuatan : Perkolasi, serbuk (24/34) biji kola dengan campuran 60 bagian etanol 90% dan 40 bagian volume air hingga perkolat hampir tidak berasa dan tidak berwarna, kemudian buatlah ekstrak cair.

15.  Ekstrak Opium (Opii Extractum)
Cara pembuatan : maserasi 100 bagian opium yang telah dipotong tipis dengan 500 bagian air selama 24 jam sambil berulang-ulang di aduk, peras, campur dengan maserat I. Uapkan hingga sisa 200 bagian, biarkan selama 24 jam, saring. Uapkan hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar morfinanya, atur kadar dengan laktosa atau ekstrak opium kering lain hingga memenuhi persyaratan kadar. Ekstrak ini mempunyai kadar morphin 20 %.


2 komentar: