Jumat, 22 Februari 2013

Farmakognosi : Vaksin 2


2. VACCINUM CHOLERAE = Vaksin Kolera

Cara memperoleh
:
Vaksin kolera adalah suspensi steril biakan pilihan Vibrio Cholerae yang cocok, mengandung tidak kurang dari 8.000 juta kuman tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian
:
Toksisitas abnormal, sterilitas, penyimpanan, penandaan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina

Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan immunoserum khas.
Penetapan potensi, penetapan dilakukan dengan membandingkan dosis sediaan uji terhadap dosis sediaan baku, masing-masing dapat memberikan perlindungan yang sama pada mencit terhadap biakan pilihan Vibrio cholerae yang cocok.


3. VACCINUM DIPHTHERIAE ADSORBATUM
     =   Vaksin Difteri Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri jerap adalah toksida formol difteri terjerap pada zat jerap, umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat dengan kemurnian tidak kurang dari 1500 lf per mg protein N

Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae.

.
4. VACCINUM DIPHTHERIAE PERTUSSIS ET TETANI ADSORBATUM = Vaksin Difteri Pertusis Tetanus Jerap
=      Vaksin DPT Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Pertusisi Tetanus jerap adalah campuran toksoida formol tetanus suspensi kuman mati Bardeella pertusis terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida atau alumunium fosfat, dengan kemurnian tidak kurang dari 1000 lf per ml protein N.

Pemerian
:
Sterilitas, Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.

Identifikasi
:
Memenuhi aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynetacterium diphteriae dan toksin Clostridium tetani serta membentuk zat anti terhadap Bordetella pertusis.

Ketentuan
:
Vaccinum Diphtheriae Et Pertusis EFI, vaksin Difteri dan pertusis EFI.
Vaksin Difteri dan pertusis adalah campuran Difteri dan Vaksin Pertusis


5.VACCINUM DIPHTHERIAE ET TETANI ADSORBATUM
   = Vaksin Difteri Tetanus Jerap

Cara memperoleh
:
Vaksin Difteri Tetanus jerap mengandung toksoida formol tetanus terjerap pada zat jerap umumnya alumunium hidroksida akan alumunium fosfat.

Pemerian
:
Sterilitas, penyimpanan, memenuhi syarat yang tertera pada vaksin.

Identifikasi
:
Mempunyai aktifitas khas membentuk antitoksin yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae dan toksin Clostridium tetani.



6. VACCINUM PERTUSIS = Vaksin Pertusis

Cara memperoleh
:
Vaksin pertusis adalah suspensi Boedetella pertusis mati dalam larutan natrium klorida P. Mengandung bakterisida yang cocok dalam kadar yang tidak berpengaruh terhadap daya pengebal vaksin. Potensi tidak kurang dari 4 UI tiap dosis tunggal, 1 dosis tunggal tidak lebih dari 1 ml.

Pemerian
:
Toksisitas abnormal; Sterilitas; Penyimpanan memenuhi syarat yang tertera pada vaccina.


Identifikasi
:
Dilakukan secara aglutinasi menggunakan antiserum khas.



7. VACCINUM POLIOMYELITIDIS INACTIVACUM
    = Vaksin Polio Inaktif

Cara memperoleh
:
Vaksin polio inakif adalah suspensi biakan virus tipe 1,2 dan 3 atau campuran dari padanya yang telah mati, mengandung tidak kurang dari                3 x 10TC LD50 tipe 1 dan 3, dan tidak kurang dari 1 x 106 TC LD50 tipe 2 per ml.

Pemerian
:
Tidak berwarna atau kemerah-merahan.

Identifikasi
:
Jika disuntikkan pada hewan akan merangsang pembentukan zat penawar terhadap virus tipe         1,2 dan 3.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar